Kamis, 19 November 2020

Lab. 32 Dynamic Routing RIP

 RIP (Routing Information Protocol) merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protocol.   Sama halnya dengan Namanya RIP ini sekarang sudah jarang sekali pemakaianya karena adanya OSPF.  Namun, kita akan tetap mempelajarinya guna menambah pengetahuan kita terhadap routing.

Dan untuk topologi nya kita gunakan yang sederhana saja dimana hanya routing 2 router.

  1. Seperti biasa  kita buat terlebih dahulu ip dari masing-amsing router sesuai dengan ketentuan topologi diatas. 

  1. Kemudian kita buat routing rip dengan cara mengetikan sebagai berikut. Kita gunakan network dari masing-masing ip yang telah dibuat tadi dimasing-masing router.

  1. Setelah itu, kemudian untuk mengecek apakah routing RIP kita berjalan atau tidak kita cek pada ip route dan pastikan memiliki flag ADr yang artinya Active Dynamic RIP. 


  1. Setelah itu, lakukan uji coba dengan ping antar pc jika TTL maka konfigurasi RIP kita berhasil. 




Lab. 31 Virtual Link

 Pada jaringan OSPF terdapat beberapa area yang tergabung dalam satu AS. Setiap area ini memiliki perbedaan terutama untuk tipe LSA yang diterima di masing-masing router yang tergabung dalam area tersebut. Pada MikroTik sendiri terdapat 4 area OSPF yaitu Backbone area, Standart area, NSSA Area, dan Stub Area.

Dan masing-masing area (Standart, NSSA, Stub) pada jaringan OSPF harus terkoneksi langsung ke Backbone area. Sehingga dalam satu area OSPF akan ada sebuah router yang menjadi 'penghubung' antara area backbone dengan area lain, atau secara istilah disebut sebagai ABR (Area Border Router). Namun dilapangan bisa jadi ada area yang tidak memungkinkan untuk terkoneksi langsung ke backbone area.

Untuk kebutuhan tersebut pada OSPF terdapat fitur yang disebut 'Virtual Link'. Dengan fitur ini kita bisa menghubungkan area yang tidak terhubung ke backbone area melewati area lain.

Dan untuk pemahaman kita langsung studi kasus.

Dari topologi diatas kita ketahui bahwa terdapat 3 area.

  1. Pertama kita buat IP dari masing-masing router. 




  1. Setelah itu, buat ospf area pada router 2 dan 3 


  1. Setelah itu advertise kan network ke masing-masing area. 




  1. Setelah konfigurasi sudah coba lakukan ping dari router 1 ke router 4 dan lihat hasilnya. 


Dan hasilnya tidak diketahui route hostnya. Untuk saling terhubung maka kita tambahkan virtual link.


Setelah ditambahkan coba lakukan uji coba kembali apakah bisa ttl atau tidak. 



Dan hasilnya ternyata TTL maka konfigurasi kita tadi berhasil

Lab. 30 LSA

 LSA (Link State Advertisement) merupakan sebuah paket yang digunakan untuk mempertukar update informasi dalam jaringan OSPF. Untuk LSA ini akan dikirimkan melalui Link State Update (LSU) dari OSPF. Misal, ketika ada perubahan topologi maka router dalam jaringan OSPF akan mengirimkan LSU didalamnya terdapat informasi LSA.

Tipe-tipe dari OSPF sebenarnya terdapat 11 tipe LSA, namun secara umum pada OSPF V2 terdapat 7 tipe LSA. Masing-masing LSA digunakan oleh setiap router yang bergabung di area-area OSPF Network untuk melakukan update informasinya. Dan untuk tipe LSA mana saja yang digunakan tergantung dari area OSPF yang digunakan.

  1. Type 1 (Router Link) : menginformasi Router yang terhubung langsung dan kondisi Cost nya dalam 1 Area
  2. Type 2 (Network Link) : mengidentifikasi IP semua DR(Designated Router) yang terhubung dalam jaringan, memberikan informasi List semua Router yang berdekatan, LSA Type 2 dibroadcast dalam 1 Area.
  3. Type 3 (Summary Link) : meringkas kondisi subarea sebelum dikirim ke subarea lain yang masih berada dalam satu AS.
  4. Type 4 (ASBR Summary Link) : menunjukan Link-State ID  dari Router ASBR  yang mengAdvertise LSA Type 5.
  5. Type 5 (As External Link) : LSA ini mengandung Informasi yang  diimpor ke OSPF dari Proses Routing lainnya dan diAdvertise ke  semua Area (kecuali Stub Area).
  6. Type 6 (Group Membership) : Didefinsikan untuk Multicast extension to OSPF(MOSPF), LSA Type ini jarang digunakan dan juga tidak support dengan Mikrotik RouterOS.
  7. Type 7 (NSSA External Link) :  diinformasikan oleh ASBR yang berada pada NSSA, LSA Type 7 akan berubah menjadi Type 5 setelah meninggalkan Areanya melewati ABR.
Dan diantara 7 diatas ada 3 yang paling umum digunakan yaitu type 1, 2, dan 3 yakni router, network dan summary. 

 

Lab. 29 OSPF Router

Lab. 29 OSPF Router

 

Pada Lab OSPF Area kita telah mengenal beberapa Jenis Area yang ada dalam Protocol Routing OSPF. Selain mempunyai Area, OSPF juga punya sebutan tersendiri bagi Setiap Router yang berada dalam suatu Area OSPF, contohnya pada Lab sebelumnya kalian telah membaca pada OSPF Area, kalian menemukan  yang namanya IR, ABR, dan ASBR, dan itu semua adalah Sebutan Router yang ada pada sebuah Area OSPF.  Untuk Penjelasanya akan saya ulas berikut ini.

  1.  IR (Internal Router) IR atau Internal Router adalah Router yang tergabung dalam suatu Area, Jumlah Maksimal IR dalam suatu Area adalah 80 Router.
  2. ABR (Area Border Router) ABR adalah Router yang bertugas menjembatani suatu Area dengan Area yang lain.
  3. ASBR (Autonomous System Border Router) ASBR adalah sebuah Router yang terletak di sebuah perbatasan sebuah AS(Autonomous System) atau Router terluar AS. ASBR juga bertugas untuk menjembatani antara Router yang ada di dalam AS dengan Network lain(Berbeda AS). ASBR juga bisa berarti sebuah Router anggota OSPF yang menjembatani Routing OSPF dengan Routing Protocol yang lain seperti BGP, RIP dan lain-lain.
  4.  Backbone Router Backbone Router adalah seluruh Router yang berada pada Area 0 atau Area Backbone.

Lab. 28 Konfigurasi Multi Area OSPF

 Pada konfigurasi sebelumnya bisa disebut dengan OSPF single area. Dan pada kali ini kita akan membuat multi OSPF area dengan konfigurasi berikut.

Dari topologi diatas kita lihat bahwa terdapat 4 area OSPF yakni area router dengan router menggunakan blackbone, dan yang lain menggunakan area 1-3.

  1. Untuk setting awal kita buat ip seperti topologi terlebih dahulu. 

  1. Setelah itu kita buat ospf area sesuai topologi. Pada R1 kita buat dengan area= AREA-3 area-id=3.3.3.3
  1. Dan untuk OSPF Area pada R 2 adalah sebagai berikut

  1. Setelah membuat area kemudian kita advertise area dengan network. 


  1. Kemudian kita lihat juga di ip route nya apakah terdapat table routing OSPF 

Jika sudah selesai konfigurasi coba lakukan uji coba dengan ping. 

Lab. 27 Konfigurasi OSPF Area

 Untuk pembahasan daripada OSPF Area pada lab sebelumnya sudah dibahas. Dan untuk contoh konfigurasinya juga sudah disinggung pada lab basicconfiguration. Namun, pada kali ini kita akan memberikan contoh bagaimana cara menambahkan regular ospf area. 

Kemudian cara menggunakan ospf pada network nya adalah sebagai berikut.



Lab. 26 Konfigurasi Basic OSPF (Area Backbone)

 Untuk pembahasannya sudah dijelaskan pada lab sebelumnya, pada kali kita ke contoh implementasi daripada OSPF. Dan berikut contoh topologi berserta konfigurasinya.

  1. Pertama, kita buat ip pada masing-masing router


  1. Kemudian kita buat advertise networknya pada setiap router.  
    Setelah dibuat kemudian coba lihat dan ternyata akan terbuat secara otomatis table route yang mengarah ke R2 dengan flag “ADo" yang artinya active dynamic ospf.
  1. Lakukan hal yang sama pada R 2
  1. Setelah itu kita coba lakukan uji coba dengan saling ping antar pc



 


Lab. 25 Konsep Dasar OSPF

Lab. 25 Konsep Dasar OSPF

 

Open Shortest Path First atau yang biasa dikenal OSPF adalah sebuah protocol routing otomatis yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator.

OSPF termasuk didalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan Link-State dan Algoritma yang jauh lebih efisien dibandingkan protocol IGP yang lain. Dalam operasinya sendiri OSPF menggunakan protocol sendiri yaitu protocol 89.

Cara kerja OSPF

  1. Setiap router membuat link state packet (LSP)
  2. Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbor menggunakan link state advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
  3. Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest path) ke semua neighbor berdasarkan cost routing
  4. Jika ada perbedaan atau perubahan table routing, router akan mengirimkan LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
  5. LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbor lain dalam 1 area sehingga semua router neighbor akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek

Type area OSPF diantaranya

  1. Backbone – Area 0 ( Area ID 0.0.0.0) : Bertanggungjawab mendistribusikan informasi routing antara non backbone area. Semua sub area harus terhubung dengan backbone secara logical.
  2. Standart / Default Area  : sub area dari area 0. Ini menerima LSA intra-area dan inter-area dari ABR yang terhubung dengan area 0 (backbone area).
  3. Stub Area : area paling ujung. Area ini tidak menerima advertise external route  (diganti default area).
  4. Not So Stubby Area : stub area yang tidak menerima ekxternal route (digantikan default route )

Lab. 24 Konsep Dasar Dynamic Routing

Lab. 24 Konsep Dasar Dynamic Routing

 

Dynamic Routing adalah sebuah routere yang memiliki dan membuat table routing secara otomatis, dengan menngikuti lalu lintas, dan akan saling berhubungan antara router lainnya. Protocol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan lain dan saling memberikan informasi satu.

Dynamic router akan mempelajari sendiri rute mana yang terbaik yang akan dilewati untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lain. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router akan mempelajarinya sendiri.

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan protocol routing. Protocol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat.

Lab. 23 Q In Q Implementas

 Istilah Q In Q  artinya terdapat vlan didalam vlan. Maka kita dapat membuat vlan lebih dari satu pada satu interface real device. Sehingga perhitungan VLAN mejadi tidak terbatas dengan adanya Q In Q ini. Sebagai contoh lihat topologi berikut.

Pada topologi diatas kita dapat simpulkan kita akan membuat vlan 10 pada antar router dan vlan 20 pada antar pc client. Sehingga, pc terdapat pada jaringan yang sama. Dan untuk konfigurasinya adalah sebagai berikut.

  1. Pertama kita buat vlan nya terlebih dahulu pada real interface ether1 untuk vlan 10 dan vlan 20 di kedua router. 


  1. Setelah itu, kita buat bridge pada masing masing router dengan interface real dan vlan.

   


      

  1. Setelah itu kita lakukan uji coba dengan ping antar pc.