Selasa, 17 Desember 2019

Lab 4. Source-Specific Routing

Lab 4. Source-Specific Routing
Source specific routing juga disebut dengan source-address dependent routing (SADR) yang dimana merupakan teknik routing yang keputusan routing dibuat dengan melihat alamat sumber dari sebuah paket selain alamat tujuan. Pengaplikasian utama dari sumber ini adalah untuk memungkinkan bentuk multihoming yang murah tanpa perlu alamat penyedia independent atau kerja sama dari ISP terlebih dahulu. 
Routing merupakan sebuah mekanisme pengiriman paket data yang ditranmisikan dari satu network ke network yang lain. Pada sebuah router, biasanya mempunyai sebuah tabel routing atau lebih yang menyimpan informasi jalur routing yang akan digunakan ketika ada pengiriman data yang melewati router. 
Lalu bagaimana router menentukan pemilihan jalur routingnya? Gateway mana yang akan digunakan Router Utama menuju ke Server? Oh iya, ada yang belum tahu ya apa itu gateway? Gateway adalah gerbang mana yang akan pertama dipilih ketika akan menuju server maupun client yang harus melewati router lainnya terlebih dahulu. Ketika ada lebih dari satu rule routing, router memiliki mekanisme perhitungan jalur routing yang akan digunakann router untuk transmisi data. Pemilihan jalur Routing didasarkan pada beberapa parameter yaitu dst-address dan distancce pada setiap rule routing.

Senin, 16 Desember 2019

Lab 3 Administrative distance

Pada suatu routing protokol memiliki struktur metrik dan algoritma yang berbeda dengan protokol yang lainnya. Administrasi distance merupakan suatu fitur yang digunakan oleh router untuk menentukan pemilihan jalur terbaik jika terdapat dua atau lebih jalur untuk menuju ke tujuan yang sama dari dua routing protokol yang berbeda. Setiap routing protokol mendapatkan prioritas berdasarkan nilai administrative distance yang dimilikinya.

Administrative distance merupakan kriteria pertama yang digunakan router untuk menentukan routing protokol mana yang akan digunakan jika dua protokol menyediakan informasi routing untuk satu tujuan yang sama. Ini digunakan untuk mengukur tingkat keterpercayaan dari sumber informasi routing. Dan administrative distance hanya mempunyai local significant, dan tidak melakukan advertise dalam routing. Semakin kecil nilai administrative distance yang dimiliki, maka protokol tersebut akan semakin dipilih.

Sebagai pemahaman : Jika sebuah router menerima informasi routing dari dua buah protokol Open Shortest Path First (OSPF) yang memiliki nilai administrative distance 110 dan Interior Gateway Routing Protokol (IGRP) yang memiliki nilai administrative distance 100, maka router akan memilih menggunakan informasi routing yang dimiliki IGRP karena lebih terpercaya. Dan jika link dari IGRP down, maka router secara otomatis akan menggunakan informasi routing dari OSPF sampai IGRP up kembali.
Distance yang lebih kecil akan lebih diprioritaskan / diutamakan dalam pemilihan tabel routing. Route dengan distance 255 maka route tersebut adalah route yang direject oleh route filter.

Route Distance
Connected Route 0
Static Route 1
eBGP 20
OSPF 110
RIP 120
MME 130
iBGP 200
Unknown 255

Berikut contoh konfigurasi distance dalam router.


Dari gambar diatas maka dapat dilihat bahwa cara mengatur distance route dengan cara masuk dalam menu IP > Routes > Add > pada dst address isikan alamat tujuan dan beserta gatewaynya. Dan untuk distancenya isikan sesuai yang diinginkan, namun ini akan terisi dynamic 1 jika anda membuat tabel route secara otomatis, dan akan terisi 0 jika anda mengisi tabel route secara dynamic.

Selasa, 03 Desember 2019

Studi Kasus Terkait Pointing

Studi Kasus Terkait Pointing
Pemancar

  • Konfigurasi pada Router
1. Setting Ip Address 
-ether 1 untuk internet
-ether 2 untuk ip yang mengarah ke LHG
-ether 3 untuk ip PC

2. Setting DHCP Client : ether 1

3. Setting Router Gateway

4. Setting DHCP Server pada ether2 dan ether 3

  • Konfigurasi pada LHG
1. Konfigurasi wireless 
-mode bridge

2. Konfigurasi ip ether 1 (DHCP Client), dan wlan 1 (static)

3. DNS 

4. Router gateway, dengan dhcp server wlan 1

Penerima
  • Konfigurasi pada Router
1. Konfigurasi ip wlan 1
2. Lakukan bridge pada port ether 1 dan ether 2
3. Konfigurasi dhcp client bridge
4. Router gateway dengan interface bridge

  • Konfigurasi pada LHG
1. Konfigurasi ip address pada ether 1(static), dan wlan 1 (dynamic)Dhcp client
2. Firewall nat wlan 1
3. Dhcp server ether 1

Minggu, 01 Desember 2019

Lab 19 Etherchannel LACP

Jika kita akan menggunakan 2 switch yang memiliki lebih dari 1 link, maka STP akan memblok beberapa link dan hanya akan mengaktifkan satu link saja. Akan tetapi, pada lab ini saya akan mencoba untuk membuat semua link menjadi aktif, untuk itu saya akan menggunakan etherchannel. Etherchannel ini menggabungkan semua link yang menghubungkan kedua swtich, jika di logika maka akan seperti hanya ada satu link saja yang menghubungkan antara dua switch tersebut.
  • LACP (Open Standard)
  • PAGP (Cisco Property)
  • Etherchannel Layer 3
Seperti halnya dengan yang ada di list atas bahwa ada 3 protocol yang dapat kita gunakan untuk mengkonfigurasikan ehterchannel, akan tetapi pada kali ini akan membahas tentang konfigurasi etherchannel menggunakan protocol LACP.

Untuk lebih memahami buatlah layout nya seperti berikut

Setelah membuat layoutnya maka lanjutkan dengan mengkonfigurasikan etherchannelnya. Ketikan perintah berikut.


Lakukan hal yang sama di kedua switch.



Setelah itu, coba berikan mode yang sama kepada kedua switch dan liat apa perbedaannya dengan mengetikkan do sh pada kedua switch.





Jika anda lihat layout dibawah akan terlihat bahwa etherchannel tidak berjalan karena tadi kita menggunakan mode passive di kedua switch.