Kamis, 19 November 2020

Lab. 26 Konfigurasi Basic OSPF (Area Backbone)

 Untuk pembahasannya sudah dijelaskan pada lab sebelumnya, pada kali kita ke contoh implementasi daripada OSPF. Dan berikut contoh topologi berserta konfigurasinya.

  1. Pertama, kita buat ip pada masing-masing router


  1. Kemudian kita buat advertise networknya pada setiap router.  
    Setelah dibuat kemudian coba lihat dan ternyata akan terbuat secara otomatis table route yang mengarah ke R2 dengan flag “ADo" yang artinya active dynamic ospf.
  1. Lakukan hal yang sama pada R 2
  1. Setelah itu kita coba lakukan uji coba dengan saling ping antar pc



 


Lab. 25 Konsep Dasar OSPF

Lab. 25 Konsep Dasar OSPF

 

Open Shortest Path First atau yang biasa dikenal OSPF adalah sebuah protocol routing otomatis yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator.

OSPF termasuk didalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan Link-State dan Algoritma yang jauh lebih efisien dibandingkan protocol IGP yang lain. Dalam operasinya sendiri OSPF menggunakan protocol sendiri yaitu protocol 89.

Cara kerja OSPF

  1. Setiap router membuat link state packet (LSP)
  2. Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbor menggunakan link state advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
  3. Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest path) ke semua neighbor berdasarkan cost routing
  4. Jika ada perbedaan atau perubahan table routing, router akan mengirimkan LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
  5. LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbor lain dalam 1 area sehingga semua router neighbor akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek

Type area OSPF diantaranya

  1. Backbone – Area 0 ( Area ID 0.0.0.0) : Bertanggungjawab mendistribusikan informasi routing antara non backbone area. Semua sub area harus terhubung dengan backbone secara logical.
  2. Standart / Default Area  : sub area dari area 0. Ini menerima LSA intra-area dan inter-area dari ABR yang terhubung dengan area 0 (backbone area).
  3. Stub Area : area paling ujung. Area ini tidak menerima advertise external route  (diganti default area).
  4. Not So Stubby Area : stub area yang tidak menerima ekxternal route (digantikan default route )

Lab. 24 Konsep Dasar Dynamic Routing

Lab. 24 Konsep Dasar Dynamic Routing

 

Dynamic Routing adalah sebuah routere yang memiliki dan membuat table routing secara otomatis, dengan menngikuti lalu lintas, dan akan saling berhubungan antara router lainnya. Protocol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan lain dan saling memberikan informasi satu.

Dynamic router akan mempelajari sendiri rute mana yang terbaik yang akan dilewati untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lain. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router akan mempelajarinya sendiri.

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan protocol routing. Protocol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat.